Ulama Betawi yang Terlupakan

Alhamdulillah banyak syukr siang ini bisa menemani gurunda Ngaji ke KH. Ahmad Marwazie di Kuningan, Jakarta. Kitab yang dikaji pada kajian rutin setiap Selasa siang ini adalah kitab Shahih Bukhari. Tidak banyak yang mengikuti pengajian ini, karena memang bersifat khusus bukan untuk umum.

Ini sudah kali keberapa saya menemani gurunda mangaji di sini. Biasanya gurunda pergi bersama Gus Bana, tetapi karena beliau sedang safar mengantarkan santri ke Pandaan, Jawa Timur maka gurunda mengajak saya untuk menemani beliau mengaji. Kebetulan hari ini saya sedang tidak ada kuliah karena para dosen sedang sibuk mengurus menguburkan jenazah Prof. Azyumardi Azra di Taman Mahkam Pahlawan Kalibata. Termasuk juga Gus Yusron anak KH. Hasyim Muzadi yang juga ikut Ngaji bersama KH. Ahmad Marwazie.

KH. Ahmad Marwazie adalah murid langsung dari ulama besar abad ke-20 yaitu Syeikh Muhammad Yasin ibn Muhammad Isa Al-Fadani. Beliau adalah orang alim di Makkah pada masanya. Keilmuan beliau dalam bidang hadis diakui oleh para ulama seluruh dunia. Semangat beliau belajar dan berguru kepada lebih dari 700 lebih guru menjadikan beliau digelari Musnid Al-Dunya (seseorang yang memiliki sanad keilmuan yang tinggi dan jelas).

Kita semua paham bahwa sanad itu adalah bagian dari agama. Sehingga ketika kita belajar, terutama belajar ilmu agama Islam, harus jelas silsilah sanad keilmuan guru yang akan mengajarkan kita. Sanad itulah kelebihan agama Islam dibandingkan dengan agama-agama lain.

KH. Ahmad Marwazie termasuk salah satu murid Syekh Yasin yang berasal dari Indonesia. Beliau sosok ulama yang  humble dan bersahaja. Cukup lama beliau belajar dan mulazamah kepada Syeikh Yasin. Bahkan beliau termasuk salah satu dari murid-muridnya yang disuruh untuk menyalin karya-karya syeikh Yasin dengan tulisan tangan.

"Gue ini murid Syekh Yasin yang nakal" ucap KH.Marwazie di sela-sela obrolan kita setelah mengaji. Seperti biasanya, setelah mengaji para murid-murid tidak langsung pulang. Biasanya selalu ada obrolan hangat tentang isu-isu terkini.
Justru saya sangat menikmati ketika beliau bercerita bagaimana pengalaman hidup beliau berguru langsung kepada Syeikh Yasin. Dari sini saya yakin, salah satu belajar paling efektif itu ialah khidmat dan selalu mendampingi guru. Karena di sela-sela obrolan santai itulah, banyak sekali nasehat-nasehat yang menyejukkan dan menenteramkan hati.

Semoga para alim ulama di negara ini diberikan umur panjang oleh Allah SWT. Agar kami masih diberikan kesempatan untuk meneguk lautan ilmu penghilang dahaga kebodohan.

Cilodong, 20 September 2022

Komentar

Postingan Populer