Bolehkah menyembunyikan Ilmu?
Dalam satu kesempatan, Guruku Ust. Ardi pernah menegurku "tidak semua berita dan ilmu yang ente tahu boleh ente kasih tau ke siapa saja. Makanya dakwah kita ini lambat, karena kita tidak tahu siapa teman dan siapa lawan". Kurang lebih seperti itu yang pernah disampaikan ust. Ardi kepadaku.
Hal itu juga kembali beliau sampaikan ketika kajian HATI (Halaqoh Tasawuf Ihya Ulumuddin) yang dilakukan rutin setiap Senin malam secara online. Beliau sampaikan, orang-orang yang hatinya bersih, sudah sangat mengenal Allah dan mencapai maqom makrifat, akan banyak rahasia ilahi yang akan Allah singkap untuknya (kasyaf). Maka ketika itu, para wali Allah tidak boleh menyampaikan apa yang ia tahu pada khalayak umum terlebih lagi orang-orang awam. Karena jika hal itu disampaikan akan timbul fitnah mudharat yang besar.
"Amanah ilmu itu bukan hanya menyampaikan ilmu kepada yang berhak, tapi juga merahasiakan ilmu kepada yang belum layak".
Salah satu riwayat yang masyhur yang sering juga kita dengar, Nabi pernah bersabda yang intinya, jika kalian tau apa yang aku tahu, maka kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.
Itu pertanda ada hal-hal yang nabi tidak sampaikan kepada umatnya dan memang Allah tidak menyuruh untuk menyampaikannya. Karena Allah tahu, jika kita orang-orang awam diberitahukan rahasia langit, maka kita tak akan kuat dan hidup kita akan menjadi tidak normal.
Sekarang aku baru sadar, mengapa dulu ayah dan ibu tidak menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan yang aku lontarkan kepadanya. Mungkin karena mereka tahu bahwa saat itu aku masih kecil dan aku belum siap untuk tahu semua ilmu. Kita akan tahu di saat dan waktu yang tepat. Intinya jangan lelah belajar dan teruslah belajar sampai kau layak untuk mendapatkan ilmu yang pantas kau ketahui.
Komentar
Posting Komentar