Perang Pemikiran di Twitter
Beberapa tahun belakangan ini perang pemikiran semakin
masif dilakukan musuh-musuh islam melalui modus media sosial, salah satunya ialah dengan
twitter. Banyak tokoh-tokoh nasional
bahkan internasional yang menggunakan twitter sebagai tempat menuangkan pikiran-pikiran
dan isi kepala mereka. Meraka berusaha mengajak para pengikutnya untuk memiliki
pemahaman yang sama dengan mereka. Banyak cuitan positif yang ada di twitter
dan tidak sedikit pula cuitan negatif yang merusak aqidah umat islam.
Salah
satu cuitan yang merusak keyakinan dengan dalih toleransi beragama ialah cuitan
yang ditulis oleh Guntur Romli. Seorang pemikir liberal dan aktivis Jaringan
Islam Liberal (JIL). Ia termasuk pengguna twitter yang aktif. Terbukti sampai
hari ini 12 Maret 2019 ia telah melakukan 105k cuitan baik cuitan sendiri
maupun retweet dari orang lain. Ia pun memiliki follower yang tidak bisa
dibilang sedikit, terhitung sudah 170k Followers yang mengikuti akunnya.
Walaupun Jaringan Islam Liberal (JIL) Saat ini tidak memiliki gerakan yang
masif, tapi pencegahan terhadap pemikiran Guntur Romli di twitter harus kita lawan.
Tentunya bentuk perlawananya bukan secara fisik, akan tetapi dengan argumen
yang kuat. Argumen yang bisa meyakinkan masyarakat akan penyimpangan pemikiran
yang ia lakukan.
Tulisan
ini adalah salah satu bentuk perlawanan dari perang pemikiran yang dilakukan
oleh Guntur Romli di Twitter. Tulisan ini akan menyoroti salah satu cuitannya (15
januari 2019) yang mengatakan bahwa semua manusia itu mulia, tidak pandang apa
agamanya dan mencantumkan Qur’an surah Al-Isra’: 70 dalam cuitannya. Konteks
dari cuitan dia ialah terkait kritikannya terhadap pengajuan RUU pemulian ulama
yang diajukan oleh PKS (Partai Keadilan Sejahtera). Beliau mengkritik keras
terkait RUU ini. Tulisan ini tidak akan meluas pembahasannya hingga RUU
pemulian ulama tersebut. Akan tetapi lebih menyoroti cuitannya yang berani
menafsirkan surah Al-Isro’: 70 dengan tafsir yang keliru.
Bersambung...
Komentar
Posting Komentar