Ngaji Quran
Hari ini hari Jumat, hari yang mulia dan banyak berkah. Begitu juga yang saya rasakan. Alhamdulillah hari ini saya dijak bang Rezky buat ketemu dan ngobrol bareng ust. Saihul Bashir, LC.
kami janjian di masjid Jami' Nurul Madinah Cilandak setelah Jumatan. Saya berangkat dari Cilodong jam sebelas siang. Alhamdulillah sampe sana tidak telat dan bisa ikut shalat Jumat di sana.
Ust. Saihul Bashir adalah salah satu ulama muda yang dimiliki Indonesia. Ia merupakan salah satu anak dari 10 keluarga hafal Qur'an semua. Dia anak kedelapan dari pasangan ust. Tamim dan ustdzah. Wiwi.
Alhamdulillah saya bisa nyambung ketika ngobrol, walaupun baru pertama kali ketemu. Itu karena kita masih sama-sama satu lingkaran pertemanan di lipia, SPI Jakarta dan sama-sama ikut program 30DWC.
Walaupun saya termasuk orang asing bagi beliau, tetapi beliau tetap welcome dan humble. Banyak cerita yang disampaikan oleh beliau, bagaimana usaha beliau berguru Qur'an sampai rencana beliau untuk menuliskan buku keduanya.
Saya kagum dengan keistiqomahan beliau dalam menjaga hafalan Al-Qur'an. Walaupun beliau sedang sibuk, tetapi beliau tidak meninggalkan setoran ke guru tahfidznya. Beliau bercerita bagaimana mimpinya untuk bisa setoran ke Syeikh Jaarullah bisa terwujud. Tidak heran jika beliau orang yang otoritatif dalam bidang Qur'an.
Ngomongin tentang belajar ngaji Quran, Alhamdulillah kedua orang tua saya mahir dan bisa baca Qur'an. Ketika saya kecil, ayah dan ibu yang mengajarkan saya baca Qur'an. Saya masih ingat, ketika itu saya menangis karena dimarahin ibu tidak bisa-bisa baca Qur'an. Ayah juga pernah mengajarkan saya Qur'an, tetapi tidak terlalu sering, karena mungkin kurang sabar liat anaknya kok salah2 terus baca qurannya hihihi.
Ayah ibu termasuk orang yang mementingkan pelajaran agama bagi anak-anaknya. Sejak kecil kami dimasukkan ke madrasah (sekolah agama dari siang hari sampai sore hari). Maghribnya kami juga masih harus mengaji lagi. Saya pernah mengaji di tempat mang Khodir, Datuk Samuri, pak Jul dan juga ust Asfari. Alhamdulillah berkat didikan mereka semua saya bisa baca Qur'an sekarang.
Masa-masa indah ketika ngaji Qur'an tidak mungkin bisa saya lupakan. Terutama para guru-guru yang telah sabar mengajarkan huruf demi huruf sehingga murid-muridnya bisa sampai pandai membaca Alqur'an.
Semoga guru-guru yang telah mengajarkan Qur'an kepada saya diberikan balasan berupa surga-Nya.
Karena waktu yang terbatas, akhirnya saya Belum sempat untuk menanyakan bagaimana orang tua ust Saihul Basyir dalam mendidik anak-anaknya sehingga bisa cinta dan hafal Al-Qur'an. Semoga di lain kesempatan, diberikan waktu untuk bisa ngobrol bareng lagi bersama beliau.
Komentar
Posting Komentar