Ulama Besar di Tanah Jawa
Pertemuan tak terduga dengan ustadz Artawijaya pagi itu sangat berkesan bagiku. Kami banyak ngobrol tentang tokoh-tokoh hebat Indonesia. Padahal itu adalah pertama kali aku bertemu dengan beliau, tapi seolah-olah kita sudah pernah bertemu sebelumnya, seperti ikatan guru dan murid. Beliau juga orangnya low profil, sehingga membuatku lebih nyaman ketika ngobrol sama beliau.
Beliau banyak cerita tentang bagaimana adab dan akhlak tinggi yang dicontohkan oleh Tuan A. Hassan, salah satu tokoh besar dari Persis. Beliau adalah toko yang disegani oleh kawan maupun lawan. Beliau sering berdebat dan tak takut dalam menyampaikan kebenaran walaupun ke teman sendiri.
Bagaimana sikap beliau kepada Soekarno adalah salah satu sikap yang sangat sulit ditemukan saat ini. Walaupun beliau mengkritik keras pemikiran Soekarno, akan tetapi beliau adalah orang yang pertama kali menjenguk Soekarno ketika ia di penjara. Bahkan orang-orang syiah, Ahmadiyah dan aliran sesat lain yang dikritik keras oleh beliau sangat hormat dengan perilaku dan cara bergaul Tuan A. Hassan kepada mereka. Bagi A. Hassan, yang ia kritik adalah pemikirannya bukan manusianya.
Tak heran jika M. Natsir belajar dan berguru kepada beliau. Banyak sekali sikap dan tauladan beliau yang dicontoh oleh M. Natsir, salah satunya ialah hidup sederhana dan tidak cinta dunia. Karena M. Natsir pernah bilang, salah satu pintu kehancuran dari bangsa ini adalah ketika masyarakatnya berlebihan dalam mencintai dunia sehingga lupa dengan tujuan yang sebenarnya yaitu akhirat.
Ust. Artawijaya juga bercerita tentang A. Hassan. Cerita ini ia dapatkan dari cucu langsung A. Hassan ketika masih menjadi santri di pesantren Persis Bangil. Beliau adalah salah satu lulusan terbaik pesantren Persis yang ada di Bangil. Sehingga banyak cerita yang ia dapatkan langsung dari anak dan cucunya A. Hassan. Sehingga cerita ini memiliki sanad yang tinggi.
Kata beliau, sangking cintanya Tuan A. Hassan dengan ilmu dan waktu, A. Hassan tidak keluar dari rumah atau kediamannya kecuali dalam empat keadaan: saat mengisi kajian di luar, menghadiri undangan pernikahan, menjenguk orang sakit dan takziah.
Tidak heran jika keilmuan dan kepakaran Tuan A. Hassan mengenai Islam tidak diragukan lagi. Bahkan Haji Rasul pernah berpesan ke anaknya Hamka, "Pergilah ke tanah Jawa, lalu temui dua ulama besar di sana (maksudnya ialah Ahmad Syurkati dan Tuan A.Hassan)
Cilodong, 5 Agustus 2022
Keren ini. Aku suka cerita tentang sejarah.
BalasHapus