Bagaimana Menerapkan Adab pada Santri?

Sore ini, Pesantren At-Taqwa Depok kedatangan tamu jauh dari Jogjakarta. Tepatnya dari pesantren Ibnul Qayyim Jogjakarta. Salah satu pembinanya adalah sahabatku dulu ketika sama-sama kuliah di STID M. Natsir yaitu Ust. Jundi Rabbani.

Beliau bersama temennya Ust. Aji sampai di pondok pesantren pada waktu adzan Maghrib. Akhirnya kami shalat berjamaah terlebih dahulu di mushola Taman Adabi. Setelah itu kami mempersilahkan mereka untuk makan malam terlebih dahulu.

Alhamdulillah setelah makan, Ust. Ardiansyah berkenan menyempatkan diri untuk bisa berbincang-bincang dan menyambut kedua tamu tersebut. Salah satu obrolan menarik yang ditanyakan oleh Ust. Jundi kepada Ust. Ardiansyah adalah, "Bagaimana caranya menerapkan adab kepada santri-santri di pondok pesantren?".

Menurutku ini pertanyaan yang cukup berat. Tetapi alhamdulilah bisa dijawab dengan apik oleh ust. Ardiansyah dengan bahasa yang sederhana. Pertama-tama beliau menegaskan bahwa memang penanaman adab kepada santri itu bukanlah perkara yang mudah. Ini bukan pekerjaan sampingan dan sambilan. Sehingga tidak heran manusia yang diutus untuk mengajarkan adab ini adalah manusia terbaik yaitu nabi Muhammad S.A.W.

Dalam proses penanaman adab kepada santri juga dibutuhkan proses dan waktu yang panjang. Tidak bisa dengan cara yang instan. Hari ini diajarkan adab, minggu depan sudah beradab. Ini adalah suatu hal yang hampir mustahil. Karena memang permasalahan adab itu adalah permasalahan yang kompleks. Makanya tidak heran jika para ulama salaf dahulu itu mempelajari adab kepada gurunya sebelum mempelajari ilmu sampai bertahun-tahun. Maka dari itu, dibutuhkan modal kesabaran untuk para pendidik dalam proses penanaman adab kepada para murid dan santri-santrinya.

Kemudian yang juga harus diperhatikan dalam proses penanaman adab kepada para santri yang beliau sampaikan ialah qudwah atau keteladanan dari para guru dan kiyai. Terutama dalam pendidikan yang ada di pondok pesantren. Teladan seorang kiyai atau guru adalah syarat mutlak dalam proses ini. Maka dari itu, sudah seharusnya para guru itu stay dan tinggal di dalam pesantren. Ikut membersamai para santri dan terus mengawasi santri dari bangun tidur sampai tidur lagi.

Menurut ust Ardiansyah, keteladanan guru ini memiliki peran yang sangat vital dalam proses penanaman adab kepada para santri. Seorang Kiyai pesantren sudah seharusnya menjadi panutan dan orang yang luar biasa di pondok. Bukan menjadi orang yang biasa di luar. Hidup dan waktunya harus banyak diberikan kepada santri jika ingin proses penanaman adab itu berjalan dengan baik.

Pembicaraan hangat malam itu pun harus disudahi karena memang waktu shalat isya akan segera didirikan dan ust. Ardiansyah ada jadwal untuk mengisi kajian di luar. Walaupun demikian, jawaban yang beliau berikan rasanya sudah cukup mewakilkan untuk menjawab pertanyaan yang cukup berat dari ust. Jundi.

Di akhir pertemuan pun, Ust. Ardiansyah memberikan oleh-oleh buku beliau kepada Ust. Jundi dan Ust. Aji. Kami berharap semoga silatu ukhuwah terus terjaga dan bisa saling bersinergi dalam kemajuan peradaban Islam.

Cilodong, 2 September 2022

Komentar

Postingan Populer