Pertemuan Perdana dengan Ust. Artawijaya

Selepas subuh tadi, aku menemani Jundi pergi ke rumah sejarah Ust. Hadi Nur Ramadhan. Qodarullah di sana juga sedang berkunjung ust. Artawijaya. Beliau adalah salah satu penulis buku sejarah yang sudah lama saya kenal. Akan tetapi pagi ini adalah pertemuan perdanaku dengan beliau.

Aku pun coba membuka pembicaraan dengan mengenalkan diriku. Kemudian karena kutahu beliau dekat dan berkawan dengan ust. Faris BQ, maka aku sampaikan kalau ust. Faris itu adalah pamanku dan kami satu kampung yang sama di Gurun Tulo, Sarolangun. Mulai saat itulah, obrolan kami jadi lebih intens.

Beliau sangat mengenal ust. Faris karena dulu sempat satu pesantren di Persis Bangil. Akan tetapi ust. Faris tidak selesai. Beliau hanya sampai kelas 4 di pesantren tersebut. Pengakuan ust. Arta bahwa ust. Faris memang merupakan anak yang cerdas sedari dulu.

Ust. Arta lulus SMA tahun 1997, bertepatan dengan tahun kelahiranku. Ia bercerita kalo waktu itu beliau sempat juga mau lanjut di LIPIA Jakarta yang saat itu masih berada di Salemba. Tapi karena beliau telat ikut tes masuk, akhirnya beliau tidak ikut seleksi.

Singkat cerita ust. Arta mendaftar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sudah diterima di fakultas KPI (Komunikasi Penyiaran Islam). Akan tetapi beliau tidak betah belajar di UIN Jakarta karena banyaknya aliran Pemikiran. Akhirnya beliau memutuskan untuk pindah ke STAI Thawalib di Jakarta. Sekolah Tinggi tersebut digagas oleh Buya Hamka dan M. Natsir. Banyak dosen-dosen hebat waktu zaman beliau kuliah di sana seperti Prof. Yusril, Prof. Zainul Kamal dan lain-lain.

Beliau termasuk salah satu alumni yang sukses. Pesan beliau, tidak penting di mana kamu kuliah. Intinya itu di kamu. Jika kamu serius belajar maka kamu akan jadi orang hebat. Itu kira-kira pesan yang beliau sampaikan kepada kami selaku anak muda. Beliau juga ternyata merupakan dosennya ust. Hadi Nur Ramadhan di STID M. Natsir. Pernah juga menjadi penulis di majalah Sabili. Saat ini beliau aktif menulis di Penerbit Pustaka Al-Kautsar.

Banyak istifadah yang aku dapatkan dari beliau. Dari cerita bagaimana akhlak dan adab M. Hassan yang merupakan tokoh besar Persis sampai bagaimana hebatnya Gus Dur ketika menjadi presiden. Insya Allah obrolan itu akan aku tuliskan di tulisan selanjutnya. Tunggu besok ya! 😁

Cilodong, 3 September 2022

Komentar

Postingan Populer