Berguru kepada Ayah

Salah satu alasanku ingin kembali ke kampung halaman segera ialah untuk berbakti kepada kedua orang tua. Karena aku yakin umur seseorang tidak ada yang tahu.

Ya, sudah sampai hari ini, aku sudah 13 tahun meninggalkan kampung halaman karena merantau. Enam tahun pesantren, Enam tahun S1 (satu tahun D1, tiga tahun D3) dan sekarang alhamdulilah sedang menyelesaikan kuliah S2 di sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Aku berharap tahun depan 2023 aku sudah bisa menyelesaikan tesis S2-ku.

Aku  memang berazam ingin pulang dan kembali ke kampung halamanku di Jambi. Bahkan aku juga berdoa agar diberikan jodoh orang Jambi.

Jujur aku ingin sekali berguru kepada ayahku. menurutku dia adalah orang yang visioner dan penuh perhitungan. Mungkin memang jiwa dagangnya yang turun dari bapaknya (kakekku) yang tidak bisa dibohongi. Kakekku adalah seorang pedagang yang sukses juga ketika itu.

Aku ingin segera kembali karena aku ingin banyak belajar kehidupan dari ayahku. Terutama belajar bisnis dan investasi. Ayah termasuk orang yang sukses menurutku di Sungai Bahar, kampung halamanku di daerah Jambi. 

Ia mengawali bisnis sembako. Dari yang awalnya nyewa kios, hingga bisa buat kontrakan sendiri di depan rumah. Selain pandai berdagang, ayahku juga pandai berinvestasi. Banyak sekali kebun sawit dan kebun karet yang ia miliki. Begitu juga aset-aset seperti tanah, kontrakan dan juga penyewaan kios di depan rumah.

Aku yakin ayah tidak pernah ikut seminar-seminar kewirausahaan dan sejenisnya. Tapi aku melihat bagaimana dia bisa melampaui pemikiran orang-orang yang ada di sekitarnya. Ia juga pandai memutar uang agar menjadi uang kembali. Agar semakin banyak kran penghasilan. Mungkin istilahnya itu adalah passive income.

Aku juga bersyukur sekali ayahku mau membantu dan mengajariku untuk berinvestasi sawit. Beliau meminjamkan aku uang untuk membeli kebun sawit. Karena kata ayahku investasi sawit ini cukup menjanjikan. Walaupun saat ini aku hanya bisa memantau lewat telpon. Belum bisa turun langsung ke lapangan.

Banyak sekali hal-hal yang belum aku ketahui tentang persawitan. Maka dari itu, aku memohon semoga Allah panjangkan umur ayah dan ibuku. Agar aku masih diberikan kesempatan untuk berbakti kepada mereka sekaligus juga berguru dalam hal menjalani kehidupan yang fana ini.

Satu nasehat yang selalu aku ingat dari ayahku tentang kehidupan dunia ini. Ia pernah bilang, "...dunia ini jangan dikejar nian nak, dak ado ujungnyo!".

Cilodong, 1 September 2022

Komentar

Postingan Populer