GHOZWUL FIKRI
Berbicara
Ghozwul Fikri Sebenaranya bukanlah berbicara mengenai hal baru. Karena Ghozwul
Fikri sudah ada sejak lama bahkan ketika sebelum manusia diturunkan ke muka
bumi ini. Tulisan ini hanya mencoba untuk membangunkan umat muslim yang saat ini sedang tertidur
pulas. Umat muslim yang saat ini tidak sadar bahwa kita sedang di serang oleh
musuh-musuh Allah yang tidak akan pernah berhenti sampai kita mengikuti agama
dan jalan mereka. Sebagaimana yang telah Allah sebutkan di dalam Al-Qur’an surah
Al-baqarah Ayat 120 bahwa musuh-musuh tersebut ialah Yahudi, Nasrani dan siapa
saja yang mengikuti dan membantu langkah-langkah mereka atau sebut saja
orang-orang munafik.
Sebelum kita membahas
lebih dalam mengenai Ghozwul Fikri alangkah baiknya kita mengenal
definisi dan hakikat dari kata tersebut. Ghozwul diambil dari kata
bahasa arabغزا- يغزو- غزو/غزوة yang berarti invasi, penyerangan, penaklukan.
Pengertian dalam istilahnya ialah konfrontasi yang terencana, memiliki tujuan
penaklukan dan memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki. Sedangkan fikri
yang berarti pikiran atau pandangan manusia. Sehingga objek peperangannya ialah
pikiran manusia. Mengapa pikiran yang diserang? Karena dari pikiranlah manusia itu bertindak dan bergerak. Pikiranlah
yang menjalankan dan mengatur apa yang akan dilakukan oleh manusia. Ibarat
pesawat, pikiran adalah pilotnya yang memiliki peran penting dalam menjalankan
sebuah pesawat agar sampai tujuannya. Pikiran juga yang membedakan manusia
dengan hewan. Sehingga tidak heran jika musuh islam menyerang pemikiran umat islam. karena
dengan pemikiran yang salah orang islam sendiri bisa menjadi musuh bagi islam
itu sendiri.
Akan tetapi banyak orang
yang beranggapan bahwa makna perang di sini bukan makna sesungguhnya. Mereka
mengira bahwa kata peperangan yang dipakai itu hanyalah suatu istilah atau term
belaka. Padahal jika kita amati benar-benar bahwa musuh-musuh kita sudah sangat
gencar melakukan serangan kepada umat muslim. Tetapi karena ketidaktahuan kita
sehingga rasanya kita sedang aman-aman saja. Padahal dampak dari Ghozwul
Fikri ini lebih berbahaya dari dampak perang fisik. Apabila perang fisik
jika kalah kita akan mendapatkan mati dan insya Allah
mendapatkan syahid. Berbeda
dengan perang pemikiran, apabila kita kalah kita akan menjadi pembantu dan
pendukung musuh yang berbalik menyerang orang muslim sendiri.
Dalam perang pemikiran
senjata yang digunakan ialah pikiran. Maksudnya ialah musuh menyerang kita
dengan argumen-argumen yang kelihatannya benar akan tetapi itu semua salah. Mereka berusaha mengilusi umat muslim bagaimana yang merka ucapkan itu seolah-olah
bisa tampak benar. Sebagaimana
kisah penyihir-penyihir Fir’aun yang merubah tali menjadi ular. Yang mana
sebenarnya yang
mereka lakukan hanya mengelabuhi mata-mata penonton yang seolah-olah tali
tersebut seperti ular. Berbeda dengan Nabi Musa yang dengan izin Allah merubah
tongkatnya menjadi ular yang sebenarnya. Sehingga membuat para penyihir
tersebut kaget dan akhirnya mengakui akan kebenaran nabi Musa. Seperti itulah
yang seharusnya kita lakukan dalam peperangan fikiran
ini. Cara yang paling ampuh mengalahkan
musuh dalam perang pemikiran ialah dengan
melawan ilusi dengan realita. Melawan argumen-argumen sampah dengan
argumen yang benar
dan meyakinkan. Dan salah satu cara agar kita bisa melawan mereka ialah dengan
terus sabar belajar. Karena belajar tidak bisa hanya dengan semalam. Sebenarnya, ketidaktahuan kitalah yang membuat kita seakan-akan
kalah.
Dalam peperangan pemikiran ini ada beberapa modus yang
sering sekali dipakai musuh untuk menyerang umat islam. Setidaknya ada tiga
modus yang paling sering dilakukan musuh islam untuk menyerang dan mengalahkan
umat islam. Pertama, meyerang umat islam lewat modus media masa. Modus ini
sangat efektif dalam menyerang pemikiran-pemikiran umat islam terlebih lagi
kaum muda milenial. Karena saat ini hampir setiap pemuda muslim memiliki sosial
media. Melalui propaganda media sosial ini mereka bisa berbicara segala hal,
sedangkan kita tidak tahu banyak hal. Contoh kecil saja yang masih hangat
terjadi di Indonesia di tahun akhir 2016 kemarin ketika aksi 212 di Jakarta.
Banyak media-media yang memberitakan bahwa gerakan ini merupakan gerakan
radikal, makar dan isu-isu negatif lainnya. Padahal kita tahu aksi tersebut
berjalan dengan lancar, tertib, damai, bahkan setelahh aksi tidak meninggalkan
bekas sampah seolah-olah tidak ada acara sebelumnya. Akan tetapi sangat
disedihkan, tidak sedikit dari kaum muslim yang percaya dengan isu-isu
tersebut. Lebih-lebih masih ada saja saat ini sebagian orang yang percaya bahwa
aksi 212 adalah gerakan radikal. Padahal jika mereka mau berfikir, aksi
tersebut sudah menjadi sejarah dan sampai sekarang tidak terbukti bahwa gerakan
212 itu gerakan radikal atau gerakan kudeta yang ingin menjatuhkan rezim saat
ini.
Kedua, modus yang
digunakan musuh ialah modus pendidikan. Banyak terjadi deislamisasi yang
terjadi pada buku-buku ajar di sekolah. Sebagai contoh penghapusan peran tokoh pendiri
muslim dalam buku-buku sejarah. Para siswa banayk yang tidak kenal dengan HOS Tjokroaminoto
yang peran nya sangat besar dalam kemerdekaan bangsa indonesia. Pikiran dan
gagasan-gagasannya menyadarkan bangsa ini bahwa kita jangan mau dijajah bangsa
lain di tanah sendiri. Bahkan beliau dijuluki gurunya para pendiri bangsa.
Kemudian juga hilangnya jasa M. Natsir sang pencetus NKRI dengan mosi integral
nya. Lebih lucunya lagi saat ini banyak sekali yang teriak-teriak NKRI harga
mati tapi ketika ditanya siapa pencetus NKRI mereka tidak tahu. Masih banyak
lagi tokoh-tokoh umat islam yang perannya sangat besar untuk bangsa ini tapi
pemuda islam saat ini tidak mengenalnya. Contoh kecilnya ialah Agus Salim, AR
Baswedan, Buya Hamka, KH. Abdul Wahid Hasjim, KH. Abdul Kahar Moezakir, Ki
Bagus Hadi Kusumo dan masih banyak lagi tokoh-tokoh islam lainnya yang harus
diketahui umat muslim saat ini agar tumbuh rasa bangga dan percaya diri
terhadap islam. Kemudian juga gencar-gencar nya virus SEPILIS masuk di
perguruan-perguruan tinggi di Indonesia bahkan yang paling gencar di perguruan
tinggi Islam. Karena musuh islam sadar dan paham jika sarangnya sudah dikuasai
maka mudah untuk menguasai yang lainnya.
Kemudian modus yang
sering juga digunakan ialah modus sosial budaya. Contoh yang paling mudah
digunakan musuh ialah lewat film dan sinetron yang hampir setiap hari dinikmati
oleh umat islam. Dengan film atau sinetron para musuh islam ingin memunculkan
sesuatu yang fiksi seolah-olah muncul di kehidupan realita. Contoh kecilnya
film tukang bubur naik haji yang sudah ratusan episode ditayangkan di TV. Di
sana digambarkan haji Muhidin seorang yang rajin shalat lima waktu di masjid,
rajin puasa dan ibadah lainnya tapi hobinya ialah menggunjing, fitnah, hasad
dan seterusnya. Sehingga muncul persepsi dan anggapan untuk apa rajin ibadah
kalo akhlaknya jelek. Padahal kita tahu Rasulullah Salallahu alaihi wasalam
mengajarkan umatnya dengan sangat sistematis. Beliau mengajarkan Tauhid
kemudian Ibadah dan disempurnakan dengan akhlak. Jadi seharusnya orang yang
baik ibadahnya pasti baik pula akhlaknya. Jika belum berarti belum sempurna
islamnya.
Kesimpulan dari karya tulis ini ialah harapan untuk umat
islamagar tersadar dari tidur panjangnya bahwa saat ini kita sedang diserang.
Sebagaimana peperangan seharusnya lah kita untuk melawan. Dan satu-satunya cara
yang paling ampuh untuk melawan musuh islam ialah dengan belajar dan menjadi lebih
pintar dari musuh. Agar peperangan ini dapat dimenagkan oleh umat islam.
Komentar
Posting Komentar