Belajar buat Laporan


Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Jakarta kembali melakukan perkuliahan keduanya yang berlangsung di gedung  AULA INSISTS atau  Institute for the Study of  Islamic  Thought and Civilizations yang terletak di daerah Kalibata, Jakarta Selatan pada hari Rabu (26/9). Salah satu panitia SPI Jakarta membuka acara tersebut pada pukul 18.30 WIB dilanjutkan dengan sesi perkenalan dari mahasiswa-mahasiswa baru angkatan 9 untuk mengisi kekosongan waktu karena Ust. Akmal terjebak hujan besar di Bogor sehingga beliau tidak bisa hadir tepat waktu. Sehingga perkuliahan baru dimulai pada pukul 19.15 - 21.30 WIB termasuk di dalamnya sesi tanya jawab.

Perkuliah kedua ini dihadiri oleh 74 orang peserta. Materi yang disampaikan yaitu “Ghazwul Fikri” yang langsung disampaikan oleh Akmal selaku Ketua umum SPI pusat. Akmal menjelaskan hakikat beserta definisi Ghazwul Fikri. Ia menerangkan bahwa ghazwah yang dimaksud disini ialah peperangan atau konfrontasi nyata yang terencana. “Konfrontasi yang sangat terencana, memiliki tujuan penaklukan dan memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki,” kata Akmal.

“Sebagaimana perang fisik yang alatnya menggunakan senjata, perang pemikiran juga menggunakan senjata yang berupa buku, propaganda, film, lembaga, seminar, beasiswa dan lain-lain. Modus yang paling sering mereka lakukan (baca : yahudi, nasrani dan orang-orang munafik) ialah lewat media massa, pendidikan, dan sosial budaya,” ungkap Akmal lagi.

Perkuliahan berlangsung dengan sangat baik dan hidup. Para peserta aktif berdikusi perihal ghazwul fikri yang telah menyerang lingkungan sekitar mereka dalam sesi tanya jawab yang sedang berlangsung dan Para peserta juga sangat kyusuk memperhatikan serta mencatat apa yang disampaikan oleh pemateri. [Ericson]

Komentar

Postingan Populer