kedudukan wanita dalam islam

Kedudukan Wanita Dalam  Islam
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu. Hanya kepada-Ku lah kamu akan kembali.” (QS. Luqman: 14) Wanita adalah belahan separo (yang sama) dengan pria. (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Di zaman jahiliah perempuan hanya dianggap sebelah mata oleh masyarakat zaman itu.perempuan dianggap sebagai aib keluarga. Banyak perempuan yang di kubur hidup hidup di dalam tanah. Tidak ada rasa kemanusiaan sama sekali. Kelahirannya sangatlah tidak diinginkan. Bahkan kelahirannya adalah sebuah kematian. Kalaupun mereka hidup,mereka hidup dalam kehinaan dan kesengsaraan . mereka dilecehkan dan Mereka dijadikan alat pemuas nafsu lelaki yang tak tau diri. Mereka pun tidak mendapatkan harta warisan sebagaimana dengan pria. Sungguh ketika itu wanita sangatlah tak bernilai dan tak berharga.Tetapi ketika rasulullah saw datang membawa risalah kenabian dan mengajarkan islam kepada bangsa arab, kedudukan wanita sangatlah berbeda. Wanita dimuliakan dan diangkat derajatnya sama seperti lelaki. Beberapa bukti bahwa islam mengangkat kedudukan wanita ialah dengan adanya surah di dalam Al-qur’an yang berjudul An-nisa yang artinya wanita. Yang di dalamnya membahas banyak tentang wanita. Kemudian juga banyak hadits-hadits tentang memuliakan wanita dan tidak merendahkannya. Diantaranya  ialah “surga itu di bawah telapak kaki ibu”. Islam juga mengangkat derajat wanita sama dengan pria dalam bentuk ahli waris. Dan masih banyak lagi peran islam dalam mengangkat derajat wanita. Sungguh islam sebagai cahaya yang menerangi kegelapan di kala itu.Banyak sekali wanita-wanita islam yang berperan sangat besar dan memiliki tauladan yang sangat hebat yang dapat ditiru oleh wanita saat ini. Kita bisa lihat Siti hajar yang sangat sabar dan taatnya kepada suaminya Ibrahim as dan allah swt. Segala kesulitan dan kepahitan hidup dia jalani dengan ikhlas demi menjalani perintah allah swt. Bayangkan saja begitu tabah dan sabarnya ibunda hajar di tengah padang pasir dengan seorang anak kecil dia menjalani hidup. Berkat ketabahan dan kesabaran itu ia dikenal hingga saat ini dan allah mengabdikan pristiwa tersebut sebagai ritual umat islam dalam ibadah haji yang kita kenal dengan sa’i atau lari-lari kecil dari bukit safa ke bukit marwa. Sungguh ini merupakan inspirasi bagi wanita dan istri saat ini.Selain ibunda hajar Kita juga mengetahui kesetiaan dan kemandirian ibunda khadijah. Ibunda khadijah adalah teladan sejati para istri. Dengan kestiaannya kepada Muhammad dalam menyebarkan agama islam hingga dapat berjaya hingga saat ini. walaupun banyak rintangan yang dihadapi tapi beliau tatap mensupport suaminya. Salah satu support terbaiknya yaitu hampir seluruh hartanya ia habiskan untuk pergerakan islam. Ia rela menemani rasulullah saw selama 3 tahun dalam embargo ekonomi dan sosial yang dilakukan kafir quraisy. Coba kita bayangkan begitu menderitanya umat muslim saat itu,bahkan untuk makan dan minumpun sulit sekali didapatkan. Tapi khadijah tetap setia kepada suaminya sekali lagi ia tetap setia kepada rasullah saw. “Dia (Khadijah) beriman kepadaku di saat orang-orang mengingkari. Ia membenarkanku di saat orang mendustakan. Dan ia membantuku dengan hartanya ketika orang-orang tiada mau”. (HR. Ahmad).                                                                             
Wajar saja baginada rasul  tidak bisa menduakan Khadijah selama ia hidup, padahal beliau mampu untuk melakukan poligami. Bahkan setelah Khadijah wafat pun butuh waktu lebih dari 1 tahun bagi baginda rasul sampai kemudian menikah lagi.Aisyah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Belum pernah aku cemburu kepada istri-istri nabi lainnya kecuali kepada Khadijah, padahal aku belum pernah bertemu dengannya.” Ia melanjutkan setiap kali Rasulullah menyembelih seekor kambing beliau berkata ”Kirimlah daging ini kepada teman-teman Khadijah!” Pada suatu hari aku membuat beliau marah. Aku berkata:”Khadijah?” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berkata:”Sesungguhnya aku telah dianugerahi rasa cinta kepadanya.” (HR. Muslim)
            Selain kesetiannya khadijah juga merupakan istri yang mandiri. Ia adalah saudagar kaya arab kala itu. Ini mengajarkan kita untuk menjadi wanita yang mandiri dan profesional. Dia  juga dapat menjaga rumah tangganya bersama rasulullah, sehingga terbentuklah keluarga yang sakinah dan penuh kasih sayang. Selain itu masih banyak lagi wanita-wanita yang bisa kita jadikan tauladan seperti Aisyah binti muzahim, Maryam binti imran dan Fatimah binti muhammad. Merekalah orang-orang yang menjadikan  derajat kaum wanita terangkat.            Tetapi sungguh miris dan ironis. Melihat  para wanita saat ini yang berlomba-lomba untuk menunjukkan aurat, berprilaku seperti orang-orang jahiliah dan mereka jauh dari islam. Mereka lebih mengidolakan artis-artis yang gak jelas dari pada wanita-wanita teladan yang dimiliki oleh islam. Padahal wanita sholehah adalah perhiasan terbaik dimuka bumi ini. Wanita sholehahlah yang melahirkan anak-anak sholeh atau sholehah. Dan wanita sholehah juga yang dapat meninggikan kedudukan wanita di muka bumi ini. Di hari yang spesial ini kita berharap agar para muslimah kembali ke jalan yang lurus,jalan yang diridhoi allah swt.Allahumma amin...

Komentar

Postingan Populer