Falsafah Pendidikan Tertinggi

Selasa malam (21/5) sebagian guru-guru At-Taqwa Depok diajak berkumpul oleh Ust. Dr. Adian Husaini di kantor Yayasan Pondok Pesantren At-Taqwa Depok. Tujuan utama beliau ialah untuk mengembangkan lagi terkait kurikulum pembelajaran bahasa (Arab dan Inggris) di Pondok Pesantren At-Taqwa Depok.

Sebelumnya, Pembina Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa tersebut menceritakan kembali terkait sejarah pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa Depok, dimulai dari Jenjang Shoul Lin, PRISTAC hingga jenjang ATCO (At-Taqwa College). Bahkan saat ini, Pesantren At-Taqwa Depok sudah melakukan kerja sama dengan STID M. Natsir dalam jenjang perkuliahan S1.

Selain itu, ketua umum dewan dakwah ini juga menyampaikan bagaimana tantangan pendidikan saat ini yang begitu berat, terutama di pesantren-pesantren. Banyak dari santri-santri yang ketika keluar dari pesantren hilang ruh dan semangat jihadnya dalam berjuang. Banyak dari mereka yang meninggalkan pesantren kemudian masuk ke dunia PTN lupa akan tujuan utama dari Pendidikan di Pesantren yaitu mengabdikan diri dan bermanfaat bagi masyarakat.

Padahal jauh-jauh hari Kiyai Imam Zarkasyi sudah mengingatkan kepada santri-santri bahwa baginya orang yang hebat, orang yang besar itu bukan mereka yang ketika keluar menjadi presiden, ketua ormas Islam atau ketua partai, tapi mereka yang besar itu adalah mereka yang mengamalkan dan mengajarkan ilmu yang mereka dapat di Pondok Pesantren kepada masyarakat di pedalaman, bahkan di kolong2 jembatan.

Jika direnungkan nasehat tersebut lebih mendalam, kita akan menyadari bahwa nasehat tersebut merupakan nasehat dan mutiara hikmah yang luar biasa. Itu merupakan falsafah Pendidikan Tertinggi. Bagaimana tidak?

Kita ketahui bahwa tahapan-tahapan pembelajaran itu meliputi to memorize (menghapal), to understand (memahami), to apply (....), To evaluate (mengevaluasi) dan to create (menciptakan sesuatu). Tahapan pendidikan secara umum hanya sebatas itu, akan tetapi di dalam Islam, Rasulullah shalallahu alaihi wa salam sudah jauh-jauh hari berpesan bahwa orang yang terbaik di antara kalian adalah orang yang bermanfaat buat orang lain (to contribute).
خير الناس أنفعهم للناس

Jadi, tujuan akhir dari pendidikan seseorang itu ialah ketika ilmu yang ia miliki itu diajarkan kepada orang lain, bermanfaat untuk orang banyak. Sehingga, hidup yang dijalani ini penuh makna dan tentu ini adalah jalan jihad yang tidak banyak orang-orang ambil.

Kita lihat fenomena saat ini, justru profesi guru sangat tidak diminati saat ini, padahal dengan menjadi guru ilmu yang dimiliki itu akan bermanfaat dan dengan menjadi guru kesempatan untuk berdakwah, menyampaikan ajaran-ajaran Islam lebih besar. Begitu pun profesi yang tidak bisa digantikan oleh teknologi adalah profesi guru. Karena kebijaksanaan (wisdom) itu tidak dimiliki oleh mesin bahkan alat secanggih apapun.

Komentar

Postingan Populer